Pasalnya, karena kelalaian pemerintah Meksiko, Vaquita atau lumba-lumba porpoise terkecil di dunia yang hanya hidup di Teluk California di Meksiko, terancam punah.
Maraknya penangkapan ilegal yang menargetkan ikan totoaba -yang juga terancam punah- berdampak pada punahnya lumba-lumba yang pemangsa ikan, di mana saat ini telah mengalami penurunan populasi
Pemerintah Meksiko kini telah mendapat tekanan untuk mengambil tindakan tegas seiring maraknya penjualan ilegal yang memiliki nilai ekonomi tinggi di pasar Asia, di mana ikan-ikan itu biasanya digunakan dalam pengobatan tradisional.
Seperti dimuat
Reuters, Sabtu (27/5), Menteri Dalam Negeri Amerika Serikat, Deb Haaland, mengeluarkan pernyataan tegas yang dapat membuka jalan untuk pelarangan perdagangan dengan negara tersebut.
Dalam surat yang dikirim kepada Kongres Amerika Serikat, Haaland menyatakan bahwa pemerintah Meksiko gagal menghentikan ekspor ilegal totoaba yang berdampak pada kelangsungan hidup vaquita.
“Menurut undang-undang Amerika Serikat, presiden memiliki kewenangan untuk memberlakukan larangan terhadap produk satwa liar. Juga kewenangan membatasi impor dari negara-negara yang terlibat dalam perdagangan yang merusak upaya perlindungan spesies yang terancam punah berdasarkan perjanjian internasional,” tulis Reuters dalam laporannya.
Direktur Program Internasional di lembaga nirlaba Amerika Serikat, Center for Biological Diversity, Sarah Uhlemann, ikut menyoroti pentingnya memberlakukan sanksi perdagangan kepada Meksiko.
Menurut penuturannya, tanpa tekanan internasional yang kuat, Vaquita akan berisiko punah selamanya.
Tahun lalu, Amerika Serikat mengimpor produk perikanan senilai sekitar 798 juta dolar (Rp 11 triliun) dari Meksiko. Sanksi perdagangan diharapkan dapat memberikan dampak signifikan dalam situasi ini.
BERITA TERKAIT: