Mengutip
The Defense Post pada Kamis (25/5), aksi penculikan itu telah dilaporkan kepada petugas setempat sejak Selasa (23/5).
“Lebih dari 30 wanita disiksa dengan kejam dan diculik oleh teroris bersenjata berat," bunyi laporan pejabat Kamerun.
Sehari sebelum diculik, puluhan wanita itu secara terorganisir menggelar demonstrasi damai untuk memprotes kegiatan kriminal pada pemberontak pemerintah.
Lokasi penculikan yakni di desa Kedjom Keku di wilayah barat laut Kamerun, merupakan sarang bagi kelompok separatis bersenjata yang sering menculik warga sipil untuk mendapat uang tebusan.
Pemberontak ini merupakan kelompok minoritas anglophone atau berbahasa Inggris yang ingin merdeka dari Kamerun yang 80 persen warganya francophone atau berbahasa Prancis.
Pertempuran pecah pada Oktober 2017 ketika militan mendeklarasikan negara merdeka di wilayah Barat Laut dan wilayah Barat Daya tempat minoritas anglophone Kamerun berada.
Baik separatis dan pasukan pemerintah telah dituduh melakukan kekejaman dalam pertempuran tersebut.
Kelompok kemanusiaan dan PBB mendesak Kamerun untuk bisa meredam konflik antara kelompok di wilayah anglophone dan francophone.
BERITA TERKAIT: