Hal itu ditegaskan oleh Presiden Ebrahim Raisi selama pertemuan dengan Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif, Kamis (18/5).
“Kami menolak anggapan bahwa kami memusuhi Arab Saudi, tidak. Arab Saudi bukan musuh kami," kata Raisi, merujuk pada keinginan Iran untuk menyelesaikan perselisihan regional antara negara-negara Islam dan mengacu pada perjanjian antara Iran dan Arab Saudi.
Bagi Iran dan kebanyakan negara Muslim, musuh sebenarnya adalah Israel, yang disebutnya sebagai "musuh bersama" dari semua negara Muslim.
“Kami tidak pernah menganggap Arab Saudi sebagai musuh kami. Berdasarkan kebijakan berprinsip Republik Islam Iran, kami menganggap rezim Zionis sebagai musuh bersama dunia Islam,” kata Raisi.
Ia memuji normalisasi hubungan bilateral antara Iran dan Arab Saudi. Pada Maret tahun ini, Arab Saudi dan Iran mengumumkan bahwa mereka telah mencapai kesepakatan, yang ditengahi oleh China, untuk membangun kembali hubungan diplomatik setelah tujuh tahun tanpa hubungan formal.
“Pemulihan hubungan antara kedua negara akan mengubah persamaan dan menertibkan kawasan,” kata Raisi.
Berdasarkan kesepakatan itu, kedua negara sepakat untuk membuka kembali kedutaan dan konsulat di wilayah masing-masing dan menerapkan perjanjian kerja sama keamanan dan ekonomi yang ditandatangani lebih dari 20 tahun lalu.
Arab Saudi memutuskan hubungan dengan Iran pada 2016 menyusul serangan pengunjuk rasa pro-rezim di kedutaannya di Teheran dan konsulat di Mashhad.
Selama pertemuan dengan Shehbaz Sharif, Raisi mengungkapkan keinginan pemerintah Republik Islam Iran untuk mengembangkan hubungan dengan Pakistan dan menekankan perlunya memperluas hubungan antara kedua negara dalam berbagai bidang.
Shehbaz Sharif berada di Iran dalam kunjungan satu hari untuk meresmikan pasar makanan perbatasan Mand-Pishin yang bertujuan untuk meningkatkan perdagangan bilateral. Bersama Raisi ia meresmikan proyek jalur transmisi listrik 100 MW Polan-Gabd dari Iran ke Gwadar di titik persimpangan Mand-Pishin di perbatasan Pakistan-Iran.
BERITA TERKAIT: