Pada 1995, semua kontrol perbatasan antara Rusia dan Belarusia telah dihapus setelah Rusia dan Belarusia memiliki perjanjian aliansi di mana Kremlin mensubsidi ekonomi Belarusia melalui pinjaman dan potongan harga minyak dan gas Rusia.
Dengan dipulihkannya sebagian kontrol, itu berarti untuk pertama kalinya dalam 28 tahun dilakukan pemeriksaan di perbatasan dua sekutu dekat sepanjang 1.239 kilometer itu.
Menurut Aleinik, pemeriksaan orang-orang yang melintasi perbatasan Belarusia-Rusia dilakukan oleh penjaga perbatasan Belarusia bekerja sama erat dengan rekan-rekan Rusia mereka.
“Ini sebenarnya bukan kontrol, ini lebih seperti memantau situasi di perbatasan,” kata Aleinik, Rabu (17/5), seperti dikutip dari
The Guardian. Namun, aktivis hak asasi manusia memandang pemeriksaan perbatasan sebenarnya untuk menargetkan pria Rusia yang berusaha menghindari mobilisasi wajib militer, yang kemudian dibantah oleh Aleinik.
Ribuan orang Rusia telah melarikan diri ke Belarus untuk menghindari mobilisasi setelah dimulainya perang di Ukraina pada Februari 2022.
Pavel Sapelko dari pusat hak asasi manusia Belarusia Viasna mengatakan, Presiden Belarusia Aleksander Lukashenko menanggapi setiap ancaman, termasuk sabotase, dengan peningkatan kontrol, yang juga bermanfaat bagi Rusia, yang berupaya membatasi perginya orang-orang yang mencoba menghindari mobilisasi dan partisipasi dalam perang dengan Ukraina.
BERITA TERKAIT: