Pameran dihadiri oleh Duta Besar RI untuk Jerman Arif Havas Oegroseno dan diikuti oleh lebih dari 1.600 perusahaan kayu multinasional dari 60 negara.
Dalam sambutannya kepada sejumlah promotor dan importir pada sesi "Ask The Ambassador", Dubes Arif menjelaskan keunggulan produk kayu Indonesia yang memiliki sertifikasi terbaik. Ia juga memaparkan lima alasan yang membuat sertifikasi Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) Indonesia menjadi yang paling baik di antara yang lain.
"Pertama, produk kayu Indonesia by-default dapat dilacak asal usul dan lokasi nya. Kedua, produk kayu Indonesia berasal dari usaha produk kayu yang legal. Ketiga, produk kayu Indonesia harus memenuhi persyaratan ramah lingkungan dan keberlanjutan," tutur Arief, dalam keterangan yang diterima redaksi pada Kamis (11/5).
Lebih lanjut Arief menuturkan bahwa produk kayu Indonesia juga telah memenuhi prinsip-prinsip hak asasi manusia, yaitu dengan tidak mempekerjakan anak-anak di bawah umur dan memiliki kebebasan berserikat.
Terakhir, dubes itu menjelaskan bahwa SVLK Indonesia dilengkapi dengan mekanisme civil society yang independen serta ditinjau bersama melalui komisi Indonesia-UE.
Keikutsertaan enam perusahaan Indonesia dalam ajang pameran Interzum itu juga menjadi partisipasi terbanyak dibandingkan negara ASEAN lainnya, yang dianggap dapat semakin memperkuat promosi produk kayu Indonesia.
Pada 2022, total produk kayu yang diekspor ke Jerman telah mencapai 143,37 juta dolar atau Rp 2,1 triliun, sementara ekspor ke Uni Eropa mencapai 569,75 juta dolar atau Rp 8,3 triliun, tumbuh sekitar 13,52 persen y-o-y.
BERITA TERKAIT: