Begitu yang disampaikan Direktur Intelijen Nasional Amerika Serikat (AS), Avril Haines dalam presentasinya di hadapan Komite Angkatan Bersenjata Senat AS, seperti dikutip dari
ANI News pada Senin (8/5).
Menurut Haines, kerugian itu bersumber dari terganggunya produksi semikonduktor canggih yang ada Taiwan (TSMC), di mana hampir setiap kategori perangkat elektronik di seluruh dunia bergantung pada chip tersebut.
"Invasi China ke Taiwan dapat menghentikan produksi pembuat chip canggih terbesar di dunia, memusnahkan hingga 1 triliun dolar AS per tahun dari ekonomi global dalam beberapa tahun pertama," kata Haines.
Haines menjelaskan bahwa kondisi itu juga akan mengancam ekonomi AS. Tetapi untuk menghadapi risiko tersebut, Washington telah bersiap dengan membangun dua pabrik chip canggih di Arizona bekerja sama dengan TSMC.
Tanggapan Haines muncul setelah Senator AS, Rick Scott mengemukakan kekhawatirannya tentang kemungkinan China menginvasi Taiwan, mengutip pernyataan Xi tahun lalu yang mengklaim tengah mempersiapkan serangan tersebut.
Sementara itu, Direktur Badan Intelijen Pertahanan AS, Scott Berrier memperkirakan kemungkinan invasi China dimulai pada dari 2025 hingga 2049 mendatang.
BERITA TERKAIT: