Adnan dinyatakan tutup usia pada umur 45 tahun pada Selasa (2/5). Ia merupakan anggota kelompok militan yang dituduh Israel dengan dakwaan terorisme.
Berdasarkan informasi dari otoritas penjara Israel, Adnan menolak untuk menjalani tes medis dan menerima perawatan medis. Pria itu ditemukan tidak sadarkan diri di dalam selnya pada Selasa pagi, dan tidak sempat diselamatkan setelah dibawa ke rumah sakit.
Sementara itu, seperti dimuat
LBC, pengacara Adnan, Jamil Al-Khatib menuduh Israel telah melakukan kelalaian medis, yang menyebabkan kliennya meninggal dunia.
“Setelah 36 hari penangkapan Adnan, kami menuntut agar dia dipindahkan ke rumah sakit sipil agar dapat ditindaklanjuti dengan baik. Sayangnya, permintaan seperti itu dipenuhi dengan sikap keras kepala dan penolakan oleh otoritas penjara Israel,†kata pengacara Jamil.
Kematian tokoh militan ini telah membuat hubungan Israel dan Palestina semakin menegang, dengan Jihad Islam kembali membunyikan lonceng perlawanannya untuk melawan Tel Aviv, yang terus menduduki wilayahnya.
“Pertarungan kita berlanjut dan musuh akan menyadari sekali lagi bahwa kejahatannya tidak akan berlalu tanpa tanggapan. Perlawanan akan berlanjut dengan segala kekuatan dan tekad,†kata Jihad Islam Palestina dalam sebuah pernyataan.
Menurut Asosiasi Tahanan Palestina, Adnan telah ditahan oleh Israel sebanyak 12 kali sejak 2004 lalu, ia menghabiskan waktu sekitar delapan tahun di penjara, karena dituduh telah berafiliasi dengan kelompok teror dan kelompok penghasut.
BERITA TERKAIT: