Menurut laporan
African News pada Jumat (28/4), terdapat 11 anggota parlemen yang saat ini dalam penahanan, setelah terlibat bentrok dengan kepolisian dan mencoba memasuki gedung Kementerian Dalam Negeri.
Para legislator itu turun ke jalan pada Kamis (27/4) untuk menyuarakan ketidakpuasan mereka terhadap tindakan brutal aparat polisi Uganda yang dinilai melanggar hak-hak perempuan dan mengancam kehidupannya.
Dalam aksi protes tersebut salah satu anggota parlemen, Joyce Bagala, merinci beberapa keluhan yang mereka dapatkan dari para korban selama perayaan Hari Perempuan Internasional bulan lalu.
Bagala menyebut salah seorang perempuan bernama Susan Mugabi dipukuli, ditembak gas air mata saat menggelar perayaan bersama keluarganya.
"Adiknya juga dipukuli dan dilecehkan oleh petugas polisi hingga hampir menanggalkan pakaiannya. Ibunya juga ditangkap menjelang perayaan. Ayahnya dikurung di dalam rumah," kata Bagala.
Atas fakta tersebut, anggota parlemen oposisi perempuan meminta parlemen dan Kementerian Dalam Negeri mengakui bahwa tindakan petugas keamanan dalam memblokir perayaan Hari Perempuan adalah ilegal, tidak rasional, dan menghina hak untuk berserikat dan berkumpul.
Kendati demikian, hingga kini Kementerian maupun pejabat kepolisian belum mau memberikan tanggapan apapun tentang kasus pelanggaran polisi maupun penangkapan anggota parlemen.
BERITA TERKAIT: