Menurut pernyataan dari FAO pada Rabu (19/4), proyek tersebut menawarkan bantuan makanan, uang tunai, dan barang serta layanan dasar lainnya kepada komunitas rentan, yang sekaligus dapat digunakan untuk melindungi dan memulihkan aset produktif mereka di Djibouti, Kenya, dan Uganda.
Seperti dimuat
Anadolu Agency, Jepang memberikan bantuannya untuk total 69.120 penerima manfaat di tiga negara, yang sebagian besar diluncurkan untuk masyarakat di Uganda.
Duta Besar Jepang untuk Uni Afrika, Horiuchi Toshihiko menuturkan, bantuan tersebut sangat dibutuhkan karena jutaan orang di ketiga negara tersebut tengah menghadapi kerawanan pangan akibat kekeringan terburuk dalam beberapa dekade terakhir, yang diperparah oleh konflik bertahun-tahun dan dampak Covid-19.
“Dengan pelaksanaan yang efektif dari proyek ini, kami akan dapat mengurangi krisis akibat kekeringan yang dihadapi oleh komunitas penggembalaan dan agropastoral yang rentan di tiga negara sasaran,†katanya.
Program bersama itu diluncurkan setelah Tanduk Afrika mengalami kekeringan parah, dengan intensitas hujan yang rendah yang disebut sebagai musim terburuk dalam 40 tahun.
Menurut PBB, cuaca buruk telah mengakibatkan ratusan ribu orang meninggalkan rumah mereka untuk mencari bantuan penyelamat hidup, karena dorongan kebutuhan pangan yang lebih tinggi di tahun 2023 ini.
BERITA TERKAIT: