Hal tersebut terlihat ketika Presiden Jokowi melakukan kunjungan ke Jerman untuk membuka Hannover Messe 2023.
Berdasarkan keterangan dari KBRI Berlin yang diterima
Kantor Berita Politik RMOL pada Rabu (19/4), sedikitnya 40 media mainstream di Jerman di tingkat kota, provinsi, bahkan internasional terus menyoroti liputan positif mengenai Indonesia.
"Dalam kaitan ini, media menekankan pernyataan Presiden RI bahwa Indonesia terbuka terhadap investor dan memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan negara lainnya, seperti bonus demografi dan ekonomi yang terjaga (yang disambut baik Kanselir Jerman)," kata KBRI Berlin.
Beberapa media di negara itu menilai dengan positif kesiapan dari Kanselir Jerman untuk mendorong selesainya negosiasi kesepakatan ekonomi yang komprehensif antara Uni Eropa dan Indonesia, yang akan semakin mendorong kerja sama erat di berbagai bidang antar kedua negara tersebut, khususnya yang berkaitan dengan energi dan ekonomi hijau.
Menurut situs resmi Pemerintah Jerman,
bundesregierung.de, Kanselir Jerman amat gembira dengan posisi Indonesia sebagai Partner Country Hannover Messe di 2023 ini, karena negara itu memiliki posisi yang strategis di kawasan Indo-Pasifik.
Selain itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mencapai sebesar 5,3 persen pada tahun 2022 juga disoroti oleh beberapa media Jerman, yang menyebut bahwa Indonesia merupakan negara dengan destinasi investasi prospektif, yang dipadu dengan pasar besar dengan populasi terbesar keempat di dunia, sehingga membuat ekosistem ekonomi digital di negara itu terus bertumbuh dan sangat menjanjikan.
Hannover Messe adalah pameran industri tingkat internasional terbesar di dunia yang diadakan setiap tahun, dan tahun ini digelar pada 16-17 April. Setiap tahunnya, negara mitra Hannover Messe berganti. Namun selama pandemi Covid-19 pada 2020 ditiadakan.
Indonesia terpilih sebagai negara tuan rumah pada 2021, yang digelar secara daring pada 12-16 April. Pameran dibuka oleh Jokowi dan Angela Merkel yang pada saat itu masih menjabat sebagai Kanselir Jerman.
Sekitar 1.800 peserta memamerkan 10.500 produk dan inovasi kepada 90 ribu pengunjung. Pameran ini juga menampilkan 1.500 pakar yang membahas masalah tentang Revolusi Industri 4.0, digitalisasi proses industri, pengelolaan rantai suplai, konstruksi ringan, serta mobil listrik dan hidrogen.
BERITA TERKAIT: