Di pinggiran ibu kota, Khartoum , para wanita dengan susah payah menyiapkan racikan minuman yang kemudian akan disajikan turun-temurun di hampir setiap meja di negara itu.
Seorang ibu rumah tangga asal Sudan, Wissal Abdel Ghany, mengungkapkan betapa pentingnya menyajikan minuman tersebut selama Ramadhan.
"Ini adalah tradisi yang kami warisi dari nenek dan ibu kami, helo-murr adalah minuman wajib. Tanpanya, meja kami terasa kosong. Jadi, kami harus memilikinya," kata Abdel Ghany, seperti dikutip dari
Africa News, Senin (27/3).
Mengingat proses pembuatannya yang rumit, Abdel Ghany mengatakan mereka yang tidak bisa membuat minuman itu sendiri dapat membeli yang sudah jadi.
Pembuatan minuman helo-murr biasanya dilakukan bersama-sama dengan teman, tetangga, atau saudara perempuan.
Proses pembuatan helo-murr dimulai dengan menjemur jagung hingga kering di bawah sinar matahari sebelum digiling dan dicampur dengan rempah -rempah seperti fenugreek, jinten atau bahkan kembang sepatu - minuman Ramadan penting lainnya di Sudan .
Campuran ini kemudian direndam dalam gula dan air selama beberapa hari.
"Saya kira resep aslinya tidak memasukkan bahan sebanyak ini. Seiring waktu, ada penambahan bahan dalam resepnya sebagai variasi baru. Mungkin, generasi berikutnya akan menambahkan bahan lain ke dalamnya," ungkap Abdel Ghany.
Meski demikian, helo-murr akan selalu sama, terutama aromanya.
"Yang dibutuhkan hanyalah setitik aroma yang keluar dari sebuah rumah untuk mengetahui bahwa Ramadhan telah tiba," kata Abdel Ghany.
"Ramadhan menghadirkan suasana yang istimewa, apalagi dengan helo-murr," pungkas ibu rumah tangga Sudan itu.
Disajikan sedingin mungkin , minuman ini adalah salah satu dari banyak cara orang Sudan berpuasa untuk mendinginkan diri, sebuah tantangan yang signifikan di salah satu negara terpanas di dunia.
BERITA TERKAIT: