Hal tersebut disampaikan Presiden Aljazair Abdelmadjid Tebboune dalam wawancaranya bersama
Al Jazeera pada Rabu (21/3).
Tebboune menyebut hubungan negaranya dengan Maroko telah mencapai "titik tanpa harapan".
"Hubungan antara Aljazair dan Maroko telah mencapai titik tidak bisa kembali, dan posisi kami adalah reaksi (terhadap tindakan Rabat)," ujarnya.
Ia menyayangkan kondisi hubungan Aljazair dengan Maroko yang telah mencapai tingkat separah itu.
Aljazair yang mendukung gerakan pembebasan nasionalis Sahara Barat, yakni Front Polisario, telah lama berselisih dengan Maroko yang menguasai sekitar 80 persen wilayah tersebut.
Front Polisario yang menguasai 20 persen Sahara Barat, berperang dengan pasukan Maroko untuk menguasai wilayah tersebut.
Kesepakatan gencatan senjata yang ditengahi PBB dicapai pada tahun 1991, dan Dewan Keamanan PBB memilih untuk mengadakan referendum untuk menentukan status wilayah Sahara Barat.
BERITA TERKAIT: