Berbicara dalam wawancara dengan Rossiya-1, Kamis (16/3), Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan bahwa menyangkal akses Rusia ke penyelidikan membuat itu menjadi bahan ejekan.
"Ini adalah penipuan yang benar-benar nyata, ini bahkan bukan skema Ponzi, tapi trik murahan, yang menurut saya, sudah lama tidak ada yang membeli. Mereka memainkannya sendiri," kata Zakharova, seperti dikutip dari
RT, Jumat (17/3).
“Kisah tentang Nord Stream tidak akan berakhir dengan cara yang sama seperti banyak cerita lain yang telah mereka kubur atau tutupi, menurut saya, karena alasan sederhana bahwa ada banyak uang yang dipertaruhkan,†tambahnya.
Sebelumnya pada hari itu, Menteri Luar Negeri Denmark Lars Loekke Rasmussen mengatakan bahwa Moskow tidak akan diizinkan untuk berpartisipasi.
"Denmark, Swedia, dan Jerman semuanya memiliki supremasi hukum dan seseorang dapat mempercayai penyelidikan kami," kata Rasmussen.
Nord Stream 1 dan Nord Stream 2 dibangun di bawah Laut Baltik untuk mengirimkan gas alam Rusia ke Jerman dan ke Eropa Barat. Kedua pipa tersebut rusak parah dalam serangkaian ledakan pada September 2022, di dekat pulau Bornholm di Denmark.
Tidak ada yang mengaku bertanggung jawab atas pengeboman itu.
Pada awal Februari, jurnalis investigasi Amerika Seymour Hersh menerbitkan laporan tentang apa yang terjadi dan menyalahkan AS karena merencanakan dan melaksanakan pengeboman dengan bantuan Norwegia.
Pemerintah AS menanggapi laporan itu dan mencelanya, menyebutnya sebagai karangan belaka.
Awal bulan ini, New York Times mengutip pejabat intelijen AS yang tidak disebutkan namanya, mengklaim kelompok pro-Ukraina mungkin berada di balik serangan itu, dan bahwa itu tidak diperintahkan oleh pemerintah Ukraina atau melibatkan warga negara AS atau Inggris mana pun.
Menanggapi itu, Hers tertawa dan menyebutnya sebagai cerita yang tidak masuk akal.
BERITA TERKAIT: