Kasus yang terjadi lebih dari lima bulan setelah dimulainya protes mematikan di Iran itu dicurigai sebagai motif kesengajaan.
Menurut Juru Bicara Gedung Putih, Karine Jean-Pierre, kasus tersebut dapat diselidiki oleh badan PBB yang baru dibentuk pada November lalu, untuk menyelidiki pelanggaran ham di Teheran.
"Jika keracunan ini terkait dengan aksi protes, maka itu sesuai dengan mandat misi pencarian fakta internasional independen PBB di Iran untuk menyelidiki," ujar Jean-Pierre, dimuat
TRT World pada Selasa (7/3).
Berdasarkan catatan resmi, insiden keracunan gas ini dilaporkan terjadi di lebih dari 52 sekolah. Para siswi menderita gejala seperti sesak napas, mual dan vertigo setelah mereka mendeteksi bau yang tidak mereka kenali, yang disebut AS sebagai kasus yang "tidak masuk akal".
"Harus ada investigasi independen yang kredibel, pertanggungjawaban bagi mereka yang bertanggung jawab," ujar Jean-Pierre dalam konferensi pers harian seraya mengutuk peracunan itu.
Meski belum diketahui penyebab dari keracunan, gelombang kekhawatiran telah meningkat di antara orang tua.
Wakil Menteri Kesehatan Younes Panahi sendiri menduga serangan ditujukan untuk menghentikan pendidikan bagi anak perempuan.
BERITA TERKAIT: