Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Sebanyak 37 Entitas China dan Pakistan Masuk Dalam Daftar Hitam AS

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/alifia-dwi-ramandhita-1'>ALIFIA DWI RAMANDHITA</a>
LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA
  • Selasa, 07 Maret 2023, 13:54 WIB
Sebanyak 37 Entitas China dan Pakistan Masuk Dalam Daftar Hitam AS
Ilustrasi/Net
rmol news logo Amerika Serikat (AS) menambahkan 37 entitas, termasuk 14 perusahaan Pakistan dan perusahaan China ke dalam daftar hitam.

Hal tersebut diumumkan oleh Biro Industri dan Keamanan (BIS) Departemen Perdagangan AS, yang menyebut bahwa perusahaan tersebut telah terlibat dalam program rudal balistik dan kegiatan nuklir yang tidak dijaga dengan baik.

"Empat belas entitas yang berbasis di China dan Pakistan ditambahkan ke dalam daftar, karena berkontribusi pada program rudal balistik yang menjadi perhatian, dan keterlibatannya dalam kegiatan nuklir yang tidak dijaga," tulis pernyataan AS.

Seperti dimuat Latestly pada Selasa (7/2), daftar hitam dalam kategori yang berjudul "Rudal Balistik dan Aktivitas Nuklir yang tidak dijaga" itu, disebut akan mempersulit perusahaan terdaftar untuk mendapatkan kiriman barang dari AS.

Selain itu, AS juga telah menambahkan 23 entitas lainnya dari China yang dianggap berkontribusi pada pangkalan industri pertahanan Rusia, dan yang mendukung modernisasi militer Tiongkok, serta perusahaan yang  terlibat dalam pelanggaran HAM di Myanmar.

Menurut Asisten Menteri Perdagangan untuk Penegakan Ekspor, Matthew S. Axelrod, langkah tersebut diambil untuk meningkatkan keamanan bersama di tengah banyaknya ancaman dunia, dengan perkembangan teknologi yang pesat, yang akan semakin mengancam kelompok-kelompok rentan.

"Kami tidak dapat membiarkan musuh kami menyalahgunakan teknologi untuk melakukan pelanggaran HAM dan tindakan penindasan lainnya," kata Axelrod.

Pernyataan itu menyoroti bahwa entitas China telah terlibat dalam pengumpulan dan analisis data genetik, yang digunakan untuk memantau, menargetkan, dan menahan etnis minoritas di China dan Myanmar.

Menanggapi daftar baru ini, media AS memperkirakan bahwa langkah tersebut akan semakin meningkatkan ketegangan antara Washington dan Beijing yang selama bertahun-tahun ini telah terkunci dalam perang teknologinya. rmol news logo article
EDITOR: RENI ERINA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA