Ketua DPR AS Kevin McCarthy Berencana Bertemu Presiden Taiwan di Amerika

Hal itu diungkapkan sebuah sumber kepada Reuters pada Senin (6/3).

Sumber tersebut, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan Tsai telah diundang untuk berbicara di Perpustakaan Kepresidenan Ronald Reagan selama transit melalui California dalam rencana kunjungan ke Amerika Tengah. McCarthy kemungkinan besar akan bertemu dengan Tsai di AS.

Setelah pertemuan di AS - yang kemungkinan dilakukan pada April - tidak menutup kemungkinan McCarthy yang gantian mengunjungi Taiwan di masa depan.

Tidak jelas apakah pertemuan yang direncanakan itu merupakan upaya untuk menghindari peningkatan ketegangan dengan China, yang dibuat marah oleh kunjungan Ketua DPR Nancy Pelosi ke Taiwan pada Agustus lalu.

Selama wawancara dengan CNBC sebelumnya pada Senin, McCarthy menolak untuk menjawab apakah dia akan mengunjungi Taiwan, dengan mengatakan dia akan mengumumkan rencana perjalanan ketika dia memilikinya.

Empat sumber lain - termasuk pejabat AS dan orang-orang yang mengetahui pemikiran pemerintah AS dan Taiwan - mengatakan kedua belah pihak sangat tidak nyaman bahwa kunjungan McCarthy di masa depan akan sangat meningkatkan ketegangan di Selat Taiwan pada saat pulau itu sedang mempersiapkan pemilihan presiden awal tahun depan.

China memandang keterlibatan antara pejabat AS dan Taiwan sebagai pelanggaran kedaulatannya, sedikit diperparah oleh fakta bahwa Ketua DPR berada di urutan kedua setelah kepresidenan AS.

Ketegangan sempat meningkat ketika Pelosi, seorang Demokrat, mengunjungi Taiwan dan bertemu Tsai tahun lalu, menentang peringatan dari China, yang melancarkan latihan militer di sekitar pulau itu sebagai tanggapan.

Sejak itu, Taiwan menyambut gelombang anggota parlemen AS, dan spekulasi beredar apakah McCarthy akan berkunjung kesana tahun ini.

McCarthy tahun lalu menyatakan minat untuk mengunjungi Taiwan jika dia menjadi ketua DPR. McCarthy menjabat sebagai ketua DPR pada Januari setelah Partai Republik menguasai parlemen dalam pemilihan paruh waktu.

Seperti kebanyakan negara, AS tidak memiliki hubungan diplomatik formal dengan Taiwan, tetapi terikat oleh undang-undang AS untuk menyediakan sarana untuk membantu mereka mempertahankan diri.

Washington telah lama berpegang pada kebijakan "ambiguitas strategis", yang berarti tidak jelas apakah AS akan menanggapi serangan terhadap Taiwan secara militer. Namun, September lalu Presiden Joe Biden mengatakan bahwa pasukan AS akan mempertahankan Taiwan jika terjadi invasi China, pernyataannya yang paling eksplisit tentang masalah tersebut.