Berbicara pada konferensi pers Jumat (24/2), Zelensky mengatakan Kyiv sedang membentuk unit baru khusus untuk tugas itu, dan pasukannya sedang menjalani pelatihan di luar negeri.
“Kami mengambil langkah militer, kami sedang mempersiapkannya. Kami sudah siap secara mental," kata Zelensky, seperti dikutip dari
RT, Sabtu (25/2).
Ia mengatakan, Ukraina mempersiapkan segala yang diperlukan secara teknis, dengan senjata, pasukan, dan brigade baru.
"Kami membentuk unit ofensif dari berbagai jenis dan tipe, kami mengirim orang untuk pelatihan tidak hanya di Ukraina, Anda tahu, tetapi juga di negara lain," lanjut Zelensky.
Zelensky, serta pejabat tinggi Ukraina lainnya, telah berulang kali berjanji untuk merebut kembali semua bekas wilayah Ukraina dari Rusia, termasuk Krimea.
Semenanjung Krimea memisahkan diri dari Ukraina pada tahun 2014 setelah kudeta Maidan di Kyiv, untuk kemudian bergabung dengan Rusia setelah referendum yang telak.
Empat wilayah bekas Ukraina lainnya, yaitu Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk, serta Wilayah Zaporozhye dan Kherson, dimasukkan ke dalam Rusia setelah mayoritas penduduk mereka memberikan suara mendukung gagasan tersebut September lalu.
Rusia telah berulang kali memperingatkan Kyiv agar tidak merencanakan serangan ke Krimea.
Awal Februari, mantan presiden Rusia Dmitry Medvedev, yang saat ini menjabat Wakil Ketua Dewan Keamanan, mengatakan bahwa setiap serangan terhadap Krimea akan ditafsirkan sebagai serangan langsung terhadap negara itu sendiri dan akan ditanggapi dengan pembalasan yang tak terelakkan menggunakan senjata apa pun.
Dalam peringatan satu tahun invasi Rusia di Ukraina, Zelensky berjanji untuk mendorong kemenangan.
Menurutnya, perlawanan keras Ukraina selama setahun telah membuktikan bahwa "setiap hari esok layak untuk diperjuangkan."
BERITA TERKAIT: