Di bawah rencana K-Network, jaringan itu seharusnya diluncurkan pada 2030, tetapi pemerintah Korsel memangkas waktu dua tahun untuk mendapatkan keuntungan lebih awal.
Dimuat
Anadolu Agency pada Kamis (23/2), saat ini pemerintah Korsel tengah mendorong perusahaan lokal untuk memproduksi bahan, suku cadang, dan peralatan untuk membuat teknologi 6G di dalam negeri.
Menurut laporan Kementerian Sains dan Teknologi, saat ini studi kelayakan untuk proyek penelitian dan pengembangan pada teknologi inti 6G sedang berlangsung dengan menelan biaya 625,3 miliar won (sekitar Rp 7,3 triliun).
"Rencana lanjutan ini dimaksudkan untuk membantu negara mempertahankan kepemimpinannya dalam persaingan global untuk infrastruktur jaringan masa depan setelah perlombaan jaringan 5G," kata Kementerian itu.
Tahun 2022 lalu, Korsel telah menyumbang sekitar 25,9 persen jaringan 5G, mengikuti China yang menyumbang 26,8 persen ke pasar dunia.
Namun saat ini, negara itu optimis untuk meningkatkan sekitar 30 persen jaringan 6G, untuk memenuhi permintaan kecepatan internet yang meningkat.
BERITA TERKAIT: