Peringatan 44 tahun terbentuknya Republik Islam Iran di Jakarta turut dihadiri oleh mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, dan Wakil Ketua MPR Fadel Muhammad.
Di samping itu, sejumlah diplomat tampak menjadi tamu undangan.
Dalam pidato sambutannya, Duta Besar Iran Mohammad Azad menyoroti sejarah hubungan antara Iran dan Indonesia yang telah terjalin lama, bahkan ribuan tahun. Terlepas dari huungan diplomatik yang dibentuk pada tahun 1950.
"Hubungan antara dua bangsa Iran dan Indonesia dalam berbagai area, dengan saling menghormati, bebas dari kolonialisme, dan dengan berbagi nilai-nilai komersial, politik, dan budaya, telah membawa peningkatan pertumbuhan dan perkembangan kedua masyarakat," kata Dubes Azad.
Menurut Azad, kedua negara juga berbagi nilai dan pendekatan. Seperti gerakan nonblok dan politik bebas aktif di Indonesia yang serupa dengan Iran yang memiliki slogan "tidak memihak ke timur atau barat".
Saat ini, lanjut Azad, hubungan kedua negara semakin erat di berbagai bidang.
Selama pandemi Covid-19 kedua negara membentuk pertemuan virtual, termasuk pertemuan komite konsultasi politik, kerja sama HAM, pertukaran pengalaman dan pemberdayaan perempuan dan pemuda, dan pertemuan-pertemuan antara para intelektual dan think tank pemerintah dan swasta.
Di akhir sambutannya, Dubes Azad juga menyampaikan salam perpisahan karena ia telah menyelesaikan misi di Indonesia.
"Ada pepatah Indonesia lain yang berbunyi 'ada pertemuan, ada perpisahan'. Jadi, saya ingin menyampaikan berita bahwa saya akan meninggalkan Indonesia, rumah kedua saya, segera setelah misi saya selesai," tutupnya.
BERITA TERKAIT: