Ketika itu, Oktober 2021, Bennett yang baru saja dilantik sebagai perdana menteri Israel melakukan kunjungan pertamanya ke Rusia dan bertemu dengan Putin di kediamannya di Sochi. Menurut Bennett, Putin menyambutnya dengan sopan.
"Pertemuan itu berlangsung sekitar lima atau enam jam. Kami berbicara banyak tentang berbagai topik yang menarik, misalnya tentang sejarah militer, tentang peran bekas Uni Soviet dalam Perang Dunia II," kata Bennett, dalam saluran YouTube TV Israel 12.
Setelah perbincangan hangat, Putin mengajaknya berjalan-jalan di sekitaran kediaman lalu menuju pantai.
"Kami keluar dari istananya yang megah di Sochi. Kemudian dia mengatakan kepada saya ingin mengundangnya ke kamar pribadinya," kata Bennett.
Tentu saja itu mengejutkan. Apalagi saat Putin mengatakan ia tidak pernah mengundang siapa pun ke kamar pribadinya.
Yang lebih mengejutkan dan membuat Bennett bingung ketika Putin mengambil botol minuman beralkohol dan menawarkan kepadanya.
"Dia minum minuman beralkohol. Saya tidak suka minuman keras seperti wiski. Yang bisa saya miliki hanyalah anggur. Tapi anggur itu tidak halal," kenang Bennett sambil tersenyum, menambahkan bahwa dia ditemani oleh Zeev Elkin, menteri konstruksi saat itu, yang bertindak sebagai juru bahasa dalam pembicaraan tersebut.
Bennett pun mengatakan kepada Elkin, memintanya menyampaikan ke Putin bahwa saat itu ia tidak ingin minum anggur. Kemudian, Putin menawarkan vodka.
"Saya melihat Elkin, saya bilang, tolong katakan padanya bahwa saya tidak ingin minum anggur sekarang. Kemudian Putin bertanya, apa yang Anda Inginkan, Vodka? Sambil memegang sebotol Vodka. Saat itu hanya kami bertiga di sana; dia, saya dan Elkin. Akhirnya saya mengerti, saya tidak bisa menolak," kenang Bennett. Sepanjang wawancara itu ia nampak tersenyum mengenang pertemuannya dengan Putin.
Sebelum mengakhiri wawancara, Bennett kembali mengatakan Putin sangat sopan dan menyenangkan. Keduanya berhasil menjalin hubungan yang cukup baik setelah pertemuan Sochi. Dari sana, beberapa kerja sama akhirnya terjalin, hingga saat ini. Itu sebabnya, Israel ingin bertindak sebagai mediator antara Rusia dan Ukraina, dan itu telah dilakukannya pada Maret 2022 tetapi tidak berkelanjutan.
BERITA TERKAIT: