Pun demikian sikap Kementerian Luar Negeri Indonesia yang belum mau membuka informasi mengenai utusan khusus untuk berbicara dengan para pemimpin junta militer Myanmar.
"Terkait dengan nama,
stay tune sajalah. Belum.
When the time comes, you'll know," kata Staf Khusus Menteri Luar Negeri Bidang Diplomasi Kawasan, I Gede Ngurah Swajaya dalam konferensi pers selepas pertemuan The ASEAN Foreign Ministers' (AMM) Retreat di Sekretariat ASEAN, Jakarta, pada Sabtu (4/2).
Ngurah juga tidak dapat memastikan apakah status jenderal itu masih aktif atau sudah purnawirawan.
Sementara itu, pembentukan kantor utusan khusus yang digagas Keketuaan Indonesia di ASEAN diklaim telah mengantongi dukungan dari seluruh anggota. Bahkan, para Menlu ASEAN menyerahkan sepenuhnya kebijakan kantor utusan tersebut kepada Indonesia.
"Indonesia akan
update seluruh anggota ASEAN terkait perkembangan yang sudah dan akan dilakukan oleh Indonesia. Ini masih proses yang mohon maaf, belum bisa
share ke publik," tutupnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: