Menurut laporan
The Washington Post pada Kamis (2/2), AS berencana membuka sebanyak empat lokasi militer baru di Filipina.
Dua dari fasilitas militer yang diusulkan akan ditempatkan di pulau utara, Luzon, untuk memberi pasukan AS keuntungan strategis jika terjadi konflik di Taiwan atau Laut China Selatan.
Pengumuman resmi atas perlusan pangkalan militer diharapkan dapat tercapai selama pertemuan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin dengan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr pada Minggu (5/2).
Hubungan AS dan Filipina sempat tegang ketika mantan Presiden Rodrigo Duterte mengancam akan mengakhiri
Visiting Forces Agreement, sebuah perjanjian yang memberikan perlindungan hukum kepada militer AS di Manila.
Namun, ketika Marcos terpilih, kebijakan Filipina menjadi condong ke AS.
Terlihat ketika Manila membatalkan perjanjian untuk membeli helikopter angkut berat dari Rusia dan mempertimbangkan untuk membelinya dari AS.
Awal tahun ini, kedua negara berjanji untuk memperkuat kerja sama pertahanan dan transfer teknologi untuk memodernisasi Angkatan Bersenjata Filipina.
Dialog maritim juga akan segera dilakukan untuk mengidentifikasi potensi kegiatan maritim bersama.
BERITA TERKAIT: