Setelah di depan Kedutaan Besar Turki di Stockholm, Swedia, aksi pembakaran Al Quran kembali terjadi di Kopenhagen, Denmark pada Jumat (27/1).
Tindakan tersebut langsung dikecam oleh Kementerian Luar Negeri Bangladesh dalam sebuah pernyataan yang dimuat
Anadolu Agency pada Sabtu (28/1).
"Bangladesh mengutuk dengan keras tindakan pembakaran Al Quran oleh seorang aktivis sayap kanan di Kopenhagen kemarin," tulis Kemlu Bangladesh.
Pemerintah Bangladesh menyayangkan aksi yang kembali dilakukan oleh pemimpin dari partai Stram Kurs (Garis Keras) itu yang terus menunjukkan tindakan Islamofobianya.
"Sekali lagi (kami) mengungkapkan keprihatinan mendalam atas tindakan keji yang menghina nilai-nilai suci dan simbol agama umat Islam di seluruh dunia," tambah pernyataan itu.
Bangladesh kemudian mendesak agar orang-orang, khususnya negara-negara di Uni Eropa untuk berhenti dan menahan diri melakukan provokasi yang tidak beralasan, demi keharmonisan dan kedamaian bersama.
Pada insiden pembakaran sebelumnya di Stockholm dan , Kopenhagen, Bangladesh juga telah menyampaikan kecaman dan rasa kecewanya atas tindakan itu.
Serangan Al Quran terus meluas, tak hanya dilakukan oleh Rasmus Paludan, namun pekan ini tindakan itu juga diikuti oleh politisi sayap kanan Belanda, Edwin Wagensveld, yang juga kelompok Islamofobia Pegidam, yang merobek dan membakar kitab suci umat Islam di negaranya.
BERITA TERKAIT: