Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova memperingatkan pada Kamis (12/1) bahwa pasokan tersebut menunjukkan langkah Prancis yang tidak bertanggung jawab atas komitmennya untuk menjadi penengah antara Rusia dan Ukraina.
"Kami memandang tindakan otoritas Prancis yang sembrono dan tidak bertanggung jawab. Keputusan tentang pasokan senjata lebih lanjut ke Ukraina adalah langkah lain yang akan memicu eskalasi konflik lebih lanjut dan menyebabkan lebih banyak kematian, termasuk warga sipil, di wilayah tersebut," kata Zakharova.
Keputusan provokatif Prancis untuk memasok persenjataan lebih banyak lagi seperti membuka kotak Pandora lebih lebar lagi dan mendorong Prancis lebih dalam ke dalam konflik.
Pramcis sejauh ini selalu mengatakan bersedia menjadi mediator untuk perdamaian Rusia dan Ukraina.
“Ini adalah dikotomi ketika berbagai lembaga yang dikendalikan oleh pemerintah Prancis, dengan satu atau lain cara, membuat pernyataan kontroversial atau bertentangan. Paris telah secara efektif memutar spiral konfrontasi sambil menyerukan untuk mengalahkan Rusia, mencegah mediasi agar tidak terjadi," ujar Zakharova.
Istana Elysee telah menyetujui untuk mengirim tank AMX-10 RC buatan Prancis ke Ukraina. Kendaraan itu memiliki meriam 105mm terpasang dan dua senapan mesin.
AMX-10 RC, menurut kepresidenan Prancis adalah kendaraan lapis baja “desain Barat†pertama yang dijanjikan ke Ukraina, yang dapat memberikan kemampuan baru kepada pasukan Ukraina yang memerangi Angkatan Darat Rusia.
Diproduksi oleh Nexter, sebuah perusahaan Prancis, AMX-10 RC berbobot 20 ton, bergerak dengan enam roda, bukan trek, dan dilengkapi dengan meriam 105 milimeter dan dua senapan mesin 7,62 milimeter.
Angkatan Darat Prancis telah menggunakan kendaraan tersebut sejak 1980-an, tetapi mulai menggantinya dengan model yang lebih baru pada tahun 2020.
BERITA TERKAIT: