Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Luncurkan Serangan Balasan, Moskow Klaim Bunuh 600 Tentara Ukraina

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Senin, 09 Januari 2023, 07:12 WIB
Luncurkan Serangan Balasan, Moskow Klaim Bunuh 600 Tentara Ukraina
Seorang tentara Ukraina terlihat di gedung sekolah yang hancur di garis depan di wilayah Donetsk/Net
rmol news logo Lebih dari 600 tentara Ukraina dilaporkan tewas akibat serangan rudal Rusia di kota Kramatorsk yang dikuasai Ukraina di Donbass. Informasi mengenai hal itu disampaikan langsung Kementerian Pertahanan Rusia pada Minggu (8/1) waktu setempat.

Menurut Kementerian, pengeboman tersebut adalah operasi pembalasan yang dilakukan sebagai tanggapan atas "serangan kriminal" yang dilakukan oleh Ukraina di pemukiman sementara yang menampung tentara Rusia di kota Makeyevka di Republik Rakyat Donetsk (DPR) pada malam Tahun Baru.

"Selama 24 jam terakhir, militer Rusia telah berhasil mengungkap dan mengkonfirmasi lokasi pasukan Ukraina di Kramatorsk di DPR," bunyi pernyataan Kementerian Pertahanan, seperti dikutip dari RT.

“Akibat serangan rudal besar-besaran di daerah perumahan sementara unit militer Ukraina ini, lebih dari 600 prajurit Ukraina tewas,” kata kementerian itu.

Sebelumnya, Ukraina pada 1 Januari, tepatnya pukul 0:01 pagi, menargetkan area perumahan sementara yang berisi pasukan Rusia di kota Makeyevka. Enam rudal dari peluncur roket ganda HIMARS yang dipasok AS ditembakkan ke gedung tersebut. Dua di antaranya dicegat oleh pertahanan udara Rusia, tetapi empat berhasil melewatinya, menyebabkan kerusakan besar pada fasilitas tersebut.

Data Kemenhan Rusia menyebut korban tewas akibat serangan itu telah mencapai 89 jiwa.

Awal pekan ini, Moskow mengatakan beberapa sistem HIMARS yang dioperasikan oleh Ukraina telah dihancurkan di Donbass, termasuk peluncur yang digunakan dalam serangan di Makeyevka.

Serangan di Kramatorsk terjadi setelah gencatan senjata 36 jam yang diumumkan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mengizinkan umat Kristen Ortodoks, yang merupakan mayoritas penduduk di Rusia dan Ukraina, dapat pergi ke gereja dan merayakan Natal dengan aman.

Modkow mengatakan gencatan senjata oleh pasukan Rusia bersifat sepihak, sebab militer Ukraina terus membombardir beberapa daerah di wilayah Donbass, Kherson dan Zaporozhye yang baru bergabung dengan Rusia. rmol news logo article
EDITOR: RENI ERINA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA