Itu adalah kunjungan pertama seorang menteri dari pemerintahan baru Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sejak menjabat pekan lalu.
Kementerian Luar Negeri Palestina mengatakan mereka mengutuk keras Ben-Gvir, yang mereka sebut sebagai menteri ekstremis karena melakukan provokasi yang belum pernah terjadi sebelumnya.
“Netanyahu memikul tanggung jawab atas serangan terhadap Al-Aqsa ini,†kata kementerian, seperti dikutip dari AFP.
Kecaman juga datang dari Pemerintah Yordania, menggambarkan kunjungan Ben-Gvir sebagai pelanggaran terhadap kesucian situs.
Uni Emirat Arab - yang terakhir menormalisasi hubungan dengan Israel pada tahun 2020 - juga mengutuk kunjungan tersebut, keduanya menggunakan kata “menyerbuâ€.
Hamas, kelompok militan Palestina, menggambarkan kunjungan itu sebagai "detonator," dan berjanji untuk menanggapinya.
"Kunjungan Ben-Gvir adalah kelanjutan dari agresi pendudukan Zionis di tempat-tempat suci kami dan perang terhadap identitas Arab kami," ujar Juru bicara Hamas Hazem Qassem.
Berbicara kepada wartawan setelah kunjungannya, Ben-Gvir tidak menyesali tindakannya.
“Temple Mount terbuka untuk semua orang," katanya.
“Kami mempertahankan kebebasan bergerak bagi Muslim dan Kristen, tetapi orang Yahudi juga masuk ke situs tersebut, dan mereka yang membuat ancaman harus ditindak, dengan tangan besi," lanjut Ben-Gvir.
Terletak di sebuah bukit di Yerusalem, Temple Mount adalah situs tersuci Yudaisme. Itu juga merupakan lokasi Masjid Al-Aqsa, situs suci bagi agama Islam.
Situs tersebut sering menjadi tempat bentrokan antara pengunjuk rasa Palestina dan pasukan keamanan Israel, terakhir pada April tahun lalu.
BERITA TERKAIT: