Hal tersebut disampaikan oleh Atase Keuangan Kedutaan Korea Selatan untuk ASEAN Teakdong Kim selama acara seminar internasional bertajuk "Korea-ASEAN Solidarity Initiative (KASI): Epicentrum of Stability and Prosperity in the Indo-Pacific" yang diadakan oleh
Kantor Berita Politik RMOL.
Teakdong menyoroti pentingnya kerja sama sektor keuangan Korea Selatan dan ASEAN untuk mencapai konektivitas dan stabilitas ekonomi bersama.
Berkaitan dengan topik yang dibawakan, Atase Keuangan Korsel tersebut kemudian menjabarkan tiga visi strategis dalam Kerjasama Keuangan ASEAN-ROK (FCC) yakni integrasi, inklusi, dan stabilitas keuangan.
Pertama, kata Teakdong, dalam integrasi keuangan di ASEAN, Korsel telah mendukung pengembangan dan peningkatan infrastruktur keuangan serta menyediakan program peningkatan kapasitas yang substansial.
Kedua, lanjut Teakdong, inklusifitas keuangan ASEAN-Korea telah nampak melalui kerja sama keuangan yang dibangun dengan melibatkan UMKM dan melakukan transformasi pada keuangan digital.
Sementara visi strategis terakhir, yakni stabilitas keuangan, menurut Teakdong akan tercapai melalui dua kegiatan yakni penyediaan program konsultasi dan pelatihan serta kerjasama riset Ekonomi Makro ASEAN+3 Office(AMRO) untuk memantau risiko keuangan dan menemukan proyek kerja sama yang potensial.
Selain itu, Teakdong juga menyebutkan jika saat ini jumlah perusahaan keuangan Korea di ASEAN telah berkembang pesat sejak 2009 hingga 2021.
"Pada 2009, jumlah perusahaan keuangan Korea di ASEAN mencapai 69 perusahaan, sementara tahun lalu telah ada 177 perusahaan," ujarnya.
"Jumlah ini mencakup 36,7 persen dari jumlah total keuangan dengan persebarannya di di Vietnam (59), Indonesia (31), dan Myanmar (27)," tambah Teakdong.
Menurut Teakdong, kerja sama keuangan dengan Korea Selatan telah sangat menguntungkan karena memiliki pengalaman dan daya saing di perbankan ritel, memiliki kemampuan untuk manajemen krisis di pasar keuangan global, serta memiliki pendekatan sistematis dengan UMKM.
BERITA TERKAIT: