Zelensky nampaknya harus menarik sumpahnya untuk tidak melakukan pembicaraan dengan Rusia, terutama jika negara itu masih dipimpin oleh Presiden Vladimir Putin. Ini setelah Washington membujuknya terus menerus dan mendesaknya bernegosiasi dengan Putin.
Dalam sebuah wawancara dengan saluran televisi Prancis LCI, Zelensky mengakui bahwa dia didesak untuk bernegosiasi dengan Moskow.
"Ada yang mendesak saya untuk duduk di meja perundingan," katanya. "Tapi aku tidak melihat apa pun untuk didiskusikan."
Dia menyesalkan pendekatan yang dilakukan Presiden Prancis Emmanuel Macron kepada Putin hanya agar Rusia bersedia kembali ke meja perundingan. Menurutnya, diskusi kedua pemimpin itu tidak memberikan hasil apa pun.
Sementara Macron mengatakan dalam banyak kesempatan bahwa dia memelihara saluran komunikasi untuk berdialog dengan Putin, berharap untuk segera membahas keamanan fasilitas nuklir di Ukraina dengan mitranya dari Rusia.
Zelensky sebelumnya mengajukan banyak syarat jika Moskow ingin membuatnya datang ke meja perundingan. Syarat-syarat yang dipandang Kremlin sebagai 'tidak masuk akal'.
Politico menulis, saat ini Zelensky dihadapkan pada desakan yang membuatnya harus mundur dari sumpahnya tentang ketidakmungkinan pembicaraan dengan pemerintah Putin.
Perubahan itu terjadi setelah pembicaraan panjang antara Kyiv dengan Washington, termasuk selama kunjungan penasihat keamanan nasional presiden AS Jake Sullivan ke Kyiv.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan bahwa kepemimpinan Rusia siap untuk melanjutkan negosiasi di Ukraina. Dia mencatat bahwa Rusia siap mendengarkan rekan-rekan Baratnya jika mereka mengajukan proposal untuk mengatur dialog untuk mengurangi ketegangan, dengan mempertimbangkan kepentingan Moskow.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov juga menyarankan agar pembicaraan tentang Ukraina harus dilakukan terutama dengan Washington karena Kyiv berada dalam pengarug pihak luar.
BERITA TERKAIT: