Kedua pemimpin itu kemudian melakukan percakapan di Istana Kremlin, menyuarakan kesiapan bersama untuk memperdalam hubungan Kuba-Rusia dalam menghadapi sanksi AS terhadap kedua negara.
"Uni Soviet dan Rusia selalu mendukung rakyat Kuba dalam perjuangan mereka untuk kemerdekaan dan kedaulatan. Kami selalu menentang segala pembatasan, embargo, blokade, dan sebagainya. Kami selalu mendukung Kuba di platform internasional," kata Putin dalam pertemuan dengan Diaz-Canel, seperti dikutip dari CGTN, Rabu (23/11).
"Mengandalkan fondasi persahabatan yang kuat, kita pasti harus bergerak maju dan meningkatkan kerja sama kita dalam kondisi saat ini," ujarnya kepada Diaz-Canel, yang melakukan kunjungan resmi ke Rusia mulai Sabtu akhir pekan lalu.
Diaz-Canel menanggapi dengan mengatakan Kuba menghargai upaya dan peran Moskow dalam mengarahkan dunia menuju multi-polaritas dan ingin terus meningkatkan hubungan dengan Rusia.
Rusia, yang terkena sanksi Barat atas konflik di Ukraina, ingin memperkuat hubungan politik dan ekonomi dengan negara lain yang menentang apa yang disebutnya sebagai hegemoni AS. Kubaeoah berada di bawah embargo ekonomi AS sejak 1962 setelah revolusi Komunis yang dipimpin oleh Fidel Castro.
Media pemerintah Kuba melaporkan bahwa agenda Diaz-Canel berfokus pada sektor energi, yang sangat sensitif bagi pulau itu di tengah perjuangan mereka menghadapi kekurangan makanan, obat-obatan, dan bahan bakar.
Penderitaan itu semakin diperparah ketika pada akhir September, Badai Ian merobek Kuba barat dan menyebabkan pemadaman listrik di seluruh pulau. Itu membuat pemerintah bergulat dengan krisis energi yang semakin dalam dan ketidakpuasan yang membara di antara warga Kuba.
Sementara Kuba mendesak pemerintahan Biden untuk melonggarkan sanksi AS yang dikatakan menghambat upaya pemulihan badai, perkiraan menunjukkan minyak Rusia telah membanjiri pulau itu, memberikan bantuan untuk pemadaman listrik yang melemahkan.
Mengutip perkiraan independen, AP melaporkan bahwa Rusia telah mengirimkan minyak bernilai sekitar 352 juta dolar AS ke Kuba sejak dimulainya konflik Rusia-Ukraina, arus masuk terbesar dari Rusia abad ini dan cukup untuk menutupi sekitar 40 persen kekurangan pasokan pulau itu.
BERITA TERKAIT: