Mengutip keterangan Kementerian Pertahanan Rusia,
AFP melaporkan pada Rabu (26/10) bahwa Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu dalam panggilan video dengan Menteri Pertahanan China Wei Fenghe menegaskan kembali klaim tentang langkah Ukraina sedang mempersiapkan provokasi dengan menggunakan "bom kotor".
Selain Wei, kementerian mengatakan dalam pernyataan terpisah bahwa Shoigu juga menyuarakan keprihatinan yang sama saat melakukan panggilan dengan Menteri Pertahanan India Rajnath Singh.
Singh mengatakan bahwa senjata nuklir tidak boleh digunakan oleh pihak mana pun dalam perang Ukraina.
"Prospek penggunaan senjata nuklir atau radiologi bertentangan dengan prinsip dasar kemanusiaan," kata Singh kepada Shoigu sambil menegaskan kembali perlunya resolusi awal konflik melalui dialog dan diplomasi.
Istilah 'bom kotor' menjadi sorotan belakangan ini setelah Amerika Serikat dan Rusia membahas mengenai ketegangan di Ukraina.
Kepala Staf Gabungan AS, Jenderal Mark Milley, berbicara melalui telepon dengan Kepala Staf Gabungan Rusia Jenderal Valery Gerasimov pada Selasa (25/10) yang membahas ancaman 'bom kotor' yang kemungkinan digunakan di Ukraina.
Bom kotor merupakan peledak yang mengandung bahan radioaktif seperti Uranium. Radioaktif itu nantinya menyebar ke udara setelah bom meledak. Bahan-bahan yang mungkin digunakan bisa berasal dari material medis di rumah sakit, pembangkit listrik tenaga nuklir, atau laboratorium penelitian.
AFP menulis, meski bahan bom relatif mudah didapat, dampak dari ledakan peledak ini tetap mematikan sehingga menjadi senjata potensial yang biasa digunakan teroris karena tujuan utamanya menabur kepanikan, kebingungan, dan kecemasan.
BERITA TERKAIT: