Petugas Serbu Peziarah di Makam Amini dengan Gas Air Mata, Belasan Orang Tewas

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Kamis, 27 Oktober 2022, 06:02 WIB
Petugas Serbu Peziarah di Makam Amini dengan Gas Air Mata, Belasan Orang Tewas
Ribuan orang berjalan menuju pemakaman Mahsa Amini di Saqez, Provinsi Kurdistan, Iran barat, untuk menandai 40 hari kematinannya/Net
rmol news logo Ribuan orang yang berbaris untuk berziarah ke makan Mahsa Amini pada Rabu  pagi (26/10)  terpaksa membubarkan diri saat pasukan keamanan Iran  menembakan gas air mata.

Jumlah pelayat yang terus berdatangan membanjiri makam Amini di kampungnya halamannya di Saqqez di Provinsi Kurdistan barat untuk menandai 40 hari kematiannya, membuat pihak keamanan kewalahan.

Meskipun pihak berwenang telah meningkatkan langkah-langkah keamanan, arus pelayat yang deras membuat situasi tidak kondusif. Sempat terjadi bentrokan antara petugas dengan para pelayat.

“Pasukan keamanan telah menembakkan gas air mata dan menembaki orang-orang di Zindan Square, kota Saqqez,” kata Hengaw, sebuah kelompok hak asasi manusia yang berbasis di Norwegia yang memantau pelanggaran hak di wilayah Kurdi Iran, dalam cuitannya. Ia tidak menyebutkan apakah ada korban dari peristiwa itu.

"Lusinan pelayat telah ditangkap," tambahnya.

Kantor berita ISNA mengatakan sekitar 10.000 orang telah berkumpul di pemakaman dan pemerintah Iran telah memblokir akses internet di Saqqez karena “alasan keamanan”.

Amini, seorang warga Iran berusia 22 tahun asal Kurdi, meninggal pada 16 September, tiga hari setelah penangkapannya oleh polisi moral saat mengunjungi Teheran bersama adik laki-lakinya. Ia ditangkap karena tidak mengenakan hijabnya dengan benar.

Kematiannya telah memicu protes besar di penjuru Iran yang berbuntut pada kerusuhan massal yang mematikan.

Para pelayat yang sebagian besar terdiri dari pengunjuk rasa menuju ke makam Amini pada Rabu pagi, meskipun dinas keamanan telah memperingatkan keluarga Amini untuk tidak mengadakan upacara.

Kericuhan mulai terjadi ketika petugas berusaha menertibkan para pelayat yang terus menerus berdatangan. Banyak yang datang dengan mengendarai mobil atau motor, tetapi lebih banyak lagi yang berduyun-duyun berjalan kaki.  rmol news logo article

EDITOR: RENI ERINA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA