Menanggapi situasi tersebut, Ketua ASEAN Kamboja dalam sebuah pernyataan mengungkapkan kesedihannya atas berbagai tindak kejahatan baru-baru ini, mulai dari pemboman penjara terbesar Myanmar, konflik di Negara Bagian Karen dan serangan udara di Negara Bagian Kachin pekan lalu yang menewaskan hingga 50 orang.
"Kami sangat sedih dengan meningkatnya korban, dan penderitaan besar yang dialami orang-orang biasa di Myanmar," kata isi pernyataan tersebut seperti dimuat
Reuters pada Rabu (26/10).
Menurut Ketua ASEAN, konflik yang terjadi tidak hanya memperburuk krisis kemanusian, melainkan juga semakin menyulitkan organisasi kawasan itu untuk menerapkan konsensus perdamaian yang disepakati Junta tahun lalu.
"Oleh karena itu, kami sangat mendesak pengekangan sepenuhnya dan penghentian segera kekerasan," tegas Kamboja.
Untuk menindaklanjuti peningkatan krisis di Myanmar, para menteri luar negeri ASEAN akan menggelar pertemuan pada Kamis mendatang (27/10) untuk membahas masalah tersebut.
ASEAN telah lama memimpin upaya diplomatik untuk membawa perdamaian ke Myanmar. Tetapi junta tidak berbuat banyak untuk menerapkan konsensus yang berisi komitmen penghentian kekerasan dan dialog damai.
Meski begitu, 457 organisasi masyarakat sipil Myanmar dalam surat tersebuka menyerukan para pemimpin ASEAN agar membatalkan rencana perdamaian yang disepakati dengan junta dan sebagai gantinya mereka dapat bekerjasama dengan para pemimpin sipil atau pemerintah bayangan.
BERITA TERKAIT: