Kesepakatan yang telah ditandatangani sejak Maret lalu ini dilakukan untuk mengurangi emisi karbon serta membangun pasokan hidrogen dengan UEA.
Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck lebih dulu menegosiasikan kesepakatan ini selama kunjungannya ke negara tersebut saat ia sedang berupaya mencari cara untuk mengurangi ketergantungannya pada energi Rusia.
“Sekarang lebih dari sebelumnya kita harus mendorong peralihan ke hidrogen," kata Habeck dalam upacara simbolis pengiriman hidrogen pertama, yang dimuat
One India pada Sabtu (22/10).
Jerman sejauh ini telah mencari hidrogen yang memungkinkan sebagai pengganti "lebih hijau" untuk bahan bakar fosil dalam industri, hal ini dilakukan karena sejalan dengan upayanya yang untuk mengurangi emisi rumah kaca menjadi “nol bersihâ€.
Menteri Perindustrian UEA Sultan Al Jaber, yang juga menghadiri upacara dalam pengiriman pertama tersebut menyambut baik kesepakatan ini. Jaber mengatakan, negaranya telah berupaya keras dalam teknologi hidrogen ini dan bersedia bekerja sama dengan Jerman dalam jangka panjang untuk mencari kemajuan baru.
Pengiriman Jumat di Hamburg baru dikirim sebanyak satu kontainer dengan 13 metrik ton (14,3 ton AS) amonia cair di dalamnya. Saat ini cara-cara untuk mengirimkan hidrogen sedang dipertimbangkan untuk pengiriman berikutnya.
Hidrogen yang dikirim juga merupakan hidrogen biru yang diproduksi menggunakan bahan bakar fosil. Untuk memenuhi target iklim ambisiusnya pada tahun 2025, Jerman berharap dapat segera beralih ke hidrogen hijau, yang dibuat dengan bantuan energi terbarukan.
Habeck lebih lanjut berharap bahwa Jerman dapat menjadi pusat hidrogen dan memiliki rencana untuk membangun fasilitas elektrolisis yang dapat memproses bahan bakar.