Pengunjuk Rasa Bikin Kesal, Menhan Kanada Hentikan Pidatonya dan Turun dari Panggung

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Sabtu, 22 Oktober 2022, 13:42 WIB
Pengunjuk Rasa Bikin Kesal, Menhan Kanada Hentikan Pidatonya dan Turun dari Panggung
Menteri Pertahanan Kanada Anita Anand/Net
rmol news logo Aksi seorang pengunjuk rasa sempat menguji kesabaran Menteri Pertahanan Kanada Anita Anand yang sedang menyampaikan pidato di  Universitas Metropolitan Toronto.

Pidato Anand tentang bantuan Kanada ke Ukraina untuk melawan invasi Rusia terputus ketika seorang wanita berkaca mata nekat berdiri begitu dekat dengan panggung sambil  mengacungkan poster bertanda "Stop The War!"

Wanita itu tidak mau pergi walaupun petugas mengusirnya.

Poster lainnya juga berisi kecaman, membuat Anand harus menarik napas dan terpaksa mengambil jeda.

"BERHENTI BERBOHONG. BERHENTI MENGIRIM SENJATA. BERHENTI dari NATO," bunyi poster itu.  "PERDAMAIAN DI UKRAINA."

Anand kemudian meminta si pemrotes menunjukkan poster itu lebih jelas.

"Bisakah saya melihat poster Anda?" tanya Anand.

Kemudian ia meluruskan dengan mengatakan bahwa bantuan yang dikirim Kanada ke Ukraina adalah bantuan kemanusiaan untuk mendukung demokrasi dan membela kedaulatan.

"Terima kasih telah berbagi dengan saya dan saya ingin mengatakan bahwa bantuan yang telah kami kirim ke Ukraina adalah bantuan yang mendukung demokrasi, dan kedaulatan dan tatanan internasional berbasis aturan - tatanan yang sama yang telah membuat Anda, semua orang di ruangan ini, dan negara kita, aman sejak akhir Perang Dunia Kedua," kata Anand.

Pembawa acara Martin Regg Cohn, seorang kolumnis Toronto Star, juga telah memperingatkan si pemrotes karena berdiri semakin dekat ke arah Anand.

Menahan kesal, Anand meminta untuk turun sejenak dari panggung.

"Aku mau istirahat, Martin. Terima kasih banyak," kata Anand yang jelas-jelas tidak nyaman.

Sekitar 10 menit kemudian Anand kembali ke panggung. Ia menguraikan langkah-langkah Kanada dalam membantu Ukraina, dan telah menyumbangkan peralatan militer senilai jutaan dolar AS sejak Rusia memulai invasi pada 24 Februari.

"Terima kasih telah (datang) kembali," kata Martin, menyambut kemunculan Anand lagi.

"Tidak masalah. Itulah demokrasi," jawab Anand, singkat. rmol news logo article
EDITOR: RENI ERINA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA