Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz pada Rabu (18/10) menyatakan pihaknya tetap akan berada di pihak Barat, namun untuk pasokan senjata tidak dapat dilakukan karena sangat berpengaruh pada sentimen Rusia.
"Kebijakan kami kepada Ukraina tidak akan berubah. kami akan terus mendukung dan berdiri dengan Barat. Namun, kami tidak akan menyediakan sistem senjata," kata Gantz kepada para duta besar Uni Eropa, seperti dimuat
The Defense Post.
Pernyataan Gantz kerap mendapat kecaman dari Presiden Ukraina, Volodimir Zelensky yang dinilai telah gagal dalam menentang kejahatan Rusia secara tegas.
Meski begitu, Gantz berjanji Israel akan terus memberikan bantuan kemanusiaan ke Ukraina, termasuk peralatan pertahanan diri dan kemungkinan akan segera menyetujui paket bantuan tambahan lainnya.
Keputusan Israel terjadi hanya selang dua hari dari perkataan mantan pemimpin Rusia, Dmitry Medvedev yang menuduh Tel Aviv telah membantu militer musuh dan mengancam soal hubungan pertemanan mereka.
"Langkah yang sangat ceroboh itu akan menghancurkan semua hubungan bilateral antara negara kita," tegas Medvedev pada Senin (17/10).
Sejak invasi Rusia ke Ukraina dimulai pada Februari lalu, Israel menjadi salah satu negara yang harus menghadapi situasi diplomatik yang cukup rumit karena butuh terus dekat dengan Moskow.
Israel memerlukan kerjasama Rusia untuk melanjutkan serangan udara di Suriah. Banyaknya orang Yahudi di Moskow juga menjadi pertimbangan kuat Tel Aviv untuk menjaga warganya.
BERITA TERKAIT: