Dalam sebuah pernyataan di Telegram pada Senin (17/10), Medvedev yang saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Keamanan menyebut Israel tampaknya bersiap-siap untuk memasok senjata ke Ukraina.
"Sebuah langkah yang sangat ceroboh. Itu akan menghancurkan semua hubungan bilateral antara negara kita," tegasnya.
“Jika mereka dilengkapi dengan senjata maka sudah waktunya bagi Israel untuk menyatakan (Stepan) Bandera dan (Romawi) Shukhevych sebagai pahlawan mereka,†tambah dia, mengacu pada para pemimpin nasionalis Ukraina tahun 1940-an-1950-an.
Pernyataan Medvedev muncul setelah Menteri Urusan Diaspora Israel Nachman Shai di Twitter pada Minggu (16/10) mengatakan Iran telah mentransfer rudal balistik ke Rusia untuk digunakan dalam perang Ukraina.
"Tidak ada lagi keraguan di mana Israel harus berdiri dalam konflik berdarah ini. Waktunya telah tiba bagi Ukraina untuk menerima bantuan militer juga, seperti yang diberikan oleh AS dan negara-negara NATO," kata Shai.
Iran sendiri berulang kali menyangkal telah memberikan senjata pada Rusia untuk perang di Ukraina. Namun media AS melaporkan Teheran diam-diam setuju untuk meningkatkan pasokan senjatanya ke Rusia, termasuk lebih banyak drone dan rudal balistik.
Pada Senin pagi, Rusia melancarkan serangkaian serangan di kota-kota Ukraina, termasuk ibukota Kyiv, menewaskan sedikitnya satu orang dan melukai tiga warga sipil.
Pejabat Ukraina mengatakan bahwa serangan yang menyebabkan ratusan kota tanpa listrik dilakukan dengan menggunakan drone bunuh diri yang dilaporkan dipasok ke Rusia oleh Iran.
BERITA TERKAIT: