India Bentuk Komite Khusus Selidiki Obat Batuk Pemicu Gagal Ginjal Puluhan Anak di Gambia

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/alifia-dwi-ramandhita-1'>ALIFIA DWI RAMANDHITA</a>
LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA
  • Minggu, 16 Oktober 2022, 19:25 WIB
India Bentuk Komite Khusus Selidiki Obat Batuk Pemicu Gagal Ginjal Puluhan Anak di Gambia
Maiden Pharmaceuticals/Net
rmol news logo Pemerintah India telah membentuk komite berisikan empat anggota untuk memeriksa rincian dan laporan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tentang kematian 66 anak di Gambia usai mengalami gagal ginjal akut yang terkait dengan obat batuk yang diproduksi perusahaan farmasi India.

Komite itu dibentuk setelah pemerintah Haryana memerintahkan Maiden Pharmaceuticals Ltd untuk menghentikan produksi pembuatan obatnya di unit Sonipat.

Pemerintah Haryana dalam inspeksinya juga telah menemukan banyaknya pelanggaran yang dilakukan oleh perusahaan farmasi itu. Mereka diberi kesempatan dalam kurun waktu satu minggu untuk menjelaskan insiden dan pelanggaran yang ditemukan baru-baru ini.

Komite anggota dari panitia ahli teknis itu adalah Dr YK Gupta, yang merupakan wakil ketua, komite nasional tetap untuk obat-obatan, Pragya D Yadav dari NIV Pune, Arti Bahl dari divisi epidemiologi, NCDC serta K Pradhan dari Badan Pengawasan Standar Obat Pusat.

Sumber kementerian kesehatan mengatakan setelah memeriksa dan menganalisis laporan dari efek samping, hubungan sebab akibat, dan semua detail terkait yang dibagikan oleh WHO, anggota komite akan segera memberikan hasil analisis tersebut serta merekomendasikan tindakan kepada Organisasi Pengawasan Standar Obat Pusat (CDSCO) India, untuk menindaklanjut perusahaan India itu.

"CDSCO segera menangani masalah ini dengan otoritas pengatur negara bagian Haryana karena unit Sonepat Maiden berada di bawah yurisdiksinya. Penyelidikan terperinci akan diluncurkan untuk memastikan fakta atau rincian hal tersebut yang bekerja sama dengan Badan Pengawas Obat Negara, Haryana," kata sumber di kementerian kesehatan, yang dimuat Times of India pada Kamis (13/10).

Sementara itu WHO telah merilis laporannya bahwa obat-obatan tersebut terkonfirmasi mengandung jumlah dietilen glikol dan etilen glikol yang tidak dapat diterima  sebagai kontaminan. Dietilen glikol dan etilen glikol dapat beracun bagi manusia bila dikonsumsi, dan dapat mengakibatkan efek yang fatal.

Efeknya dapat mencakup sakit perut, muntah, diare, ketidakmampuan untuk buang air kecil, sakit kepala, perubahan kondisi mental, dan cedera ginjal akut yang dapat menyebabkan kematian, seperti yang terjadi di Gambia, Afrika Barat pada dua pekan lalu.

Saat ini pemerintah India sedang berupaya untuk menyelidiki kejadian buruk ini. Ada kemungkinan bahwa Maiden Pharmaceuticals akan menghadapi penangguhan atau pembatalan lisensinya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA