Namun, sejauh ini Ukraina selalu saja menunda pembicaraan, sehingga bukan tidak mungkin negosiasi akan semakin rumit. Rusia menolak dengan tegas sikap seperti itu.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin baru-baru ini telah menyampaikan posisi Moskow selama pertemuan dengan Duma Negara dan para pemimpin faksi.
"Presiden mengatakan kepada peserta rapat bahwa kami tidak menyangkal negosiasi, tetapi mereka yang melakukannya harus memahami bahwa semakin lama mereka menunda proses ini, semakin sulit bagi mereka untuk bernegosiasi dengan kami," papar Lavrov, seperti dikutip dari
TASS, Minggu (12/9)
Menurut Lavrov, Kiev mengatakan bahwa negosiasi dapat dilakukan hanya setelah kemenangan Ukraina.
“Dan kemudian, ketika 'Rusia meninggalkan tanah Ukraina', mereka akan siap untuk berbicara, memaksakan persyaratan mereka pada kami. Mereka secara aktif didukung dalam hal ini, bahkan dimanjakan di London, Washington, Brussel," katanya.
Mykhailo Podolyak, penasihat kepala Kantor Presiden Ukraina, pada akhir Agustus lalu mengatakan bahwa negosiasi dengan Rusia untuk mengakhiri konflik tidak membuahkan hasil, baik untuk Ukraina maupun Eropa, karena setiap gencatan senjata sementara akan menghasilkan agresi lebih lanjut oleh Rusia.
Dia juga memperingatkan bahwa tidak banyak orang yang akan mengambil risiko kembali ke Ukraina jika terjadi "perdamaian yang goyah", dan investasi juga tidak akan datang ke negara itu.
BERITA TERKAIT: