Usai melakukan pembicaraan dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz di Istana Elysee, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengumumkan komitmen kedua negara untuk saling membantu melalui krisis energi dan melewati musim dingin yang akan datang.
"Kami siap untuk mengirimkan lebih banyak gas ke Jerman. Sementara Jerman akan menawarkan lebih banyak listrik ke Prancis jika krisis energi saat ini berlanjut hingga musim dingin," ungkapnya dalam konferensi pers bersama Scholz.
Seperti dimuat
Xinhua pada Selasa (6/9), Macron menyatakan sangat mendukung langkah-langkah solidaritas di kawasan Eropa yang mulai dibangun untuk menghadapi krisis energi saat ini.
"Kemungkinan kita akan menyediakan gas dengan harga yang murah. Mengenai harga energi yang tinggi di Eropa, saya usulkan untuk mengatur mekanisme kontrol operasi spekulatif di tingkat Eropa," jelasnya.
Menjelang pertemuan para menteri energi Uni Eropa, Macron menyatakan setuju dengan wacana pembatasan untuk pembelian minyak ke Rusia.
Untuk mendukung wacana itu, Macron menghimbau warganya untuk mulai menghemat energi dengan membatasi pemanasan hingga 19 derajat celcius, karena baginya Prancis tidak dalam kondisi untuk melakukan penjatahan energi.
Menurut menteri Transisi Energi Prancis, Agnes Pannier-Runacher, cadangan gas Prancis 92 persen telah terpenuhi untuk persiapan musim dingin ini. Pemerintah juga telah mematikan 32 dari 56 reaktor nuklir untuk pemeliharaan rutin dan persiapan di pergantian musim.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: