Menurut pihak Ukraina, ini adalah pertama kalinya pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa itu terputus.
"Tindakan penjajah menyebabkan pemutusan total (PLTN Zaporizhzhia) dari jaringan listrik untuk pertama kalinya dalam sejarah," kata Energoatom, yang mengoperasikan Zaporizhzhia, di Telegram.
Energoatom mencatat, PLTN Zaporizhzhia terputus dari jaringan listrik Ukraina sebanyak dua kali akibat serangan pasukan Rusia. Akibatnya terjadi ledakan di pembangkit listrik yang saling berdekatan.
"Tiga saluran listrik lainnya sebelumnya rusak selama serangan teroris oleh pasukan Rusia. Akibatnya, dua dari enam reaktor pembangkit yang masih berfungsi terputus dari jaringan," jelas perusahaan itu, seperti dimuat
Reuters.
Lebih lanjut, Energoatom mengatakan upaya pemulihan untuk menghidupkan kembali PLTN Zaporizhzhia sedang dilakukan untuk menghubungkan salah satu reaktor ke jaringan.
Zaporizhzhia telah dikuasai oleh pasukan Rusia sejak Maret, beberapa saat setelah Moskow meluncurkan invasi pada 24 Februari lalu. Banyak pihak khawatir jika langkah Moskow itu dapat memicu bencana nuklir. Terlebih Rusia dan Ukraina saling menyalahkan atas serangan yang menargetkan Zaporizhzhia.
*Mahasiswa Universitas Darussalam Gontor
BERITA TERKAIT: