Sri Lanka telah dilanda kerusuhan selama beberapa bulan, sebagai akibat dari pasokan makanan dan bahan bakar yang terbatas serta harga yang meroket. Itu meningkat pada Sabtu (9/7) di mana ribuan pengunjuk rasa menyerbu kediaman presiden, memaksanya untuk mengundurkan diri.
“Kami melihat dampak agresi Rusia ini terjadi di mana-mana. Ini mungkin telah berkontribusi pada situasi di Sri Lanka; kami khawatir tentang implikasinya di seluruh dunia,†kata Blinken kepada wartawan di Bangkok, seperti dikutip dari
AFP.
Dia juga mengklaim bahwa meningkatnya kerawanan pangan di seluruh dunia telah secara signifikan diperburuk oleh agresi Rusia terhadap Ukraina.
Blinken kemudian mengulangi seruannya pada Moskow untuk mengizinkan 20 juta ton biji-bijian meninggalkan pelabuhan Ukraina yang, menurut pendapatnya, diblokir oleh pasukan Rusia sebagai bagian dari serangan militer mereka.
Dia juga menambahkan, di Thailand, harga pupuk telah “melayang tinggi†karena dugaan blokade.
Sekitar 100.000 orang diyakini telah mengepung kediaman presiden Sri Lanka di Kolombo pada hari Sabtu.
Presiden Gotabaya Rajapaksa dan Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe keduanya kemudian mengumumkan pengunduran diri mereka di tengah kerusuhan massal.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: