Dari 53 orang yang meninggal, 40 diidentifikasi sebagai laki-laki dan 13 sebagai perempuan, menurut Kantor Informasi Publik Kabupaten Bexar. Sebagian besar dari mereka telah diidentifikasi sebagai migran.
Konsul Jenderal Meksiko di San Antonio, Texas, Ruben Minutti Zanatta, mengatakan pada konferensi pers bahwa kebanyakan dari para korban adalah orang Meksiko, juga Guatemala dan Honduras.
Para pejabat terus melakukan upaya identifikasi terhadap para korban dengan metode seperti analisis sidik jari. Upaya mengidentifikasi mereka yang meninggal mungkin merupakan proses yang panjang, rumit dan mahal, bukan hanya karena banyak negara terlibat, tetapi karena keluarga migran yang mencari relokasi ke Amerika Serikat mungkin takut untuk maju.
Ini adalah insiden penyelundupan paling mematikan dalam sejarah AS.
"Tiga belas lainnya, termasuk tiga orang Meksiko, telah dibawa ke rumah sakit," kata Zanatta, seperti dikutip dari AFP, Rabu (29/6).
Polisi menahan dua tersangka dalam kasus tersebut, Juan Francisco D'Luna-Bilbao dan Juan Claudio D'Luna-Mendez yang keduanya warga negara Meksiko. Mereka pernah didakwa karena memiliki senjata api saat tinggal di AS secara ilegal.
Tersangka ketiga, digambarkan sebagai warga negara AS yang mengemudikan truk, juga telah ditahan dan diperkirakan akan didakwa, tetapi dia tetap dirawat di rumah sakit pada Selasa malam, menurut seorang pejabat Meksiko.
Para migran meninggal di dalam sebuah trailer-traktor di San Antonio, di mana suhu membengkak hingga 39,4 derajat Celcius. Itu adalah salah satu bencana terburuk yang melibatkan migran di Amerika Serikat dalam beberapa tahun terakhir.
Para ahli mengatakan bencana itu menunjukkan kecerobohan penyelundup untuk mengangkut migran, bahkan dalam kondisi yang tidak aman, untuk meraup keuntungan paling banyak.
Penegakan Imigrasi dan Bea Cukai AS (ICE) mengatakan bahwa divisi Investigasi Keamanan Dalam Negeri sedang melakukan penyelidikan kriminal atas dugaan peristiwa penyelundupan manusia.
Kematian itu sekali lagi menyoroti tantangan untuk mengendalikan penyeberangan migran di perbatasan AS-Meksiko, yang telah mencapai rekor tertinggi.
Lopez Obrador pada hari Selasa mengatakan dia akan bertemu dengan Presiden AS Joe Biden di Washington pada 12 Juli untuk membahas masalah migrasi ini.
Kasus serupa pernah terjadi pada Juli 2017, 10 migran meninggal setelah diangkut dengan traktor-trailer yang ditemukan oleh polisi San Antonio di tempat parkir Wal-Mart. Pengemudi, James Matthew Bradley, Jr., pada tahun berikutnya dijatuhi hukuman penjara seumur hidup karena perannya dalam operasi penyelundupan.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: