Hal itu disampaikan oleh Ketua Kuomintang Eric Chu ketika berbicara di Brookings Institution, Washington pada Senin malam (6/6).
Dalam kesempatan tersebut, Chu tampaknya berusaha untuk memperbaiki citra yang dimiliki Kuomintang.
"Kami disalahartikan oleh beberapa orang, beberapa media mengatakan kami adalah partai pro-China. Itu sepenuhnya salah. Kami adalah partai pro-AS, selamanya," tegasnya, seperti dikutip
Reuters.
Meski begitu, Chu menekankan, ia selalu berusaha menjaga komunikasi dengan China untuk menjaga stabilitas di kawasan.
"Jika Anda menginginkan perdamaian, Anda harus bersiap untuk perang. Bela diri adalah nomor satu untuk perdamaian dan stabilitas," kata Chu.
Lebih lanjut, Chu mengatakan Taiwan dapat membantu Barat untuk lebih memahami China, dan menjadi model bagi tetangga raksasanya itu.
"Taiwan bisa memiliki demokrasi, mengapa tidak dengan China suatu hari nanti? Kita harus menunggu ini terjadi, tetapi kita membutuhkan Taiwan sebagai model," ucapnya.
Kuomintang memerintah China sampai melarikan diri ke Taiwan pada tahun 1949 setelah kalah perang saudara dengan Partai Komunis. Kuomintang dikenal secara tradisional lebih menyukai hubungan dekat dengan Beijing.
Kuomintang sendiri kalah telak dalam pemilihan presiden dan parlemen pada tahun 2020. Chu juga dikalahkan oleh Presiden Tsai Ing-wen.
BERITA TERKAIT: