"Kami akan '
Wait and see' terkait kepemilikan Elon Musk pada Twitter," ujar jurubicara Kremlin Dmitry Peskov, dimuat oleh
NDTV, Kamis (28/4).
Namun dia tetap meragukan bahwa media sosial Barat itu mampu mencerminkan sudut pandang yang berbeda, tanpa menjelaskan rinciannya.
CEO Tesla Elon Musk telah mengakuisisi Twitter pada Selasa dengan harga 44 miliar dolar AS.
Twitter terkenal sebagai alat kampanye bagi mantan presiden AS Donald Trump sebelum platform tersebut melarangnya, dan Musk yang memproklamirkan diri sebagai ‘absolutis kebebasan berbicara’ mengatakan dia ingin mereformasi moderasi konten di platform itu, yang ia anggap terlalu berlebihan.
"Kebebasan berbicara adalah landasan dari demokrasi, dan Twitter adalah alun-alun kota digital di mana hal-hal penting bagi masa depan umat manusia diperdebatkan," ujar Elon dalam sebuah pernyataan yang dirilis oleh Twitter.
"Saya juga ingin membuat Twitter lebih baik dari sebelumnya dengan meningkatkan produk dengan fitur-fitur baru, membuat algoritme
open source untuk meningkatkan kepercayaan, mengalahkan
bot spam, dan berusaha hanya dapat digunakan oleh manusia saja," pungkasnya.
BERITA TERKAIT: