Dilaporkan oleh Kementrian Luar Negeri Oman pada Minggu (24/4), orang-orang yang dibebaskan itu termasuk seorang pria Inggris, istri dan anaknya, tujuh warga negara India, satu warga Filipina, satu warga Indonesia, satu warga Ethiopia dan satu warga Myanmar.
Namun, tidak ada rincian tentang penyebab penahanan mereka.
Kepala perunding Houthi, Mohammed Abdulsalam mengatakan di Twitter bahwa 14 orang itu dibebaskan setelah dimediasi oleh Oman.
Para staf dari Kemenlu Oman kemudian memindahkan 14 orang itu dengan pesawat Angkatan Udara Kerajaan Oman ke Muscat pada Minggu, sebagai persiapan untuk kembali ke negara mereka.
Dari lain sisi, Pemerintahan Inggris telah mengidentifikasi warga Inggris itu sebagai Luke Symons, dan mengatakan dia telah ditahan tanpa dakwaan atau pengadilan sejak 2017.
“Luke berusia 25 tahun ketika dia ditahan secara tidak sah oleh Houthi. Putranya baru berusia beberapa bulan saat itu,†ujar Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss, dikutip dari
Al-Jazeera, Minggu (24/4).
"Dia diduga dianiaya di sel isolasi, dan kunjungan dari keluarganya pada saat ia ditahan, ditolak mentah-mentah," tambahnya.
Amnesty International mengatakan pada bulan Februari bahwa Symons melakukan perjalanan ke Yaman pada tahun 2012 di mana dia bertemu dan menikahi istrinya yang berasal dari Yaman.
Dikatakan dia telah dituduh oleh Houthi, otoritas de facto di Yaman Utara, menjadi mata-mata untuk pemerintah Inggris meskipun dia tidak secara resmi didakwa dengan kejahatan apa pun.
BERITA TERKAIT: