Survei yang dilakukan oleh firma riset opini publik AS Gallup menunjukkan 53 persen orang Afhganistan ingin meninggalkan negara mereka sendiri dan mencari perlindungan di tempat lain.
Jajak pendapat itu dilakukan pada pada 9 Agustus dan 29 September 2021 lalju dan hasilnya dirilis pada Senin (4/4), bersamaan dengan perhatian dunia yang terfokus pada perang Rusia-Ukraina. Di Ukraina, banyak yang membuka tangannya untuk menerima warga yang melarikan diri dari perang, sementara di Afghanistan, negara yang mengalami perang begitu panjang, kesempatan itu begitu tipis.
Survei Gallup didasarkan pada wawancara dengan sampel acak terhadap lebih dari 2.000 orang dewasa Afghanistan yang berusia 15 tahun ke atas. Ini menunjukkan hasil yang mengejutkan dengan lebih dari setengah populasi -mungkin saat ini bertambah- menunjukkan betapa banyak orang Afghanistan yang menderita kemiskinan dan ekonomi yang lumpuh, seperti dilaporkan
Khaama, Selasa (5/4).
Dari jumlah itu, pria menempati posisi lebih banyak. Jumlah itu juga menunjukkan peningkatan dibanding survey pada 2018. Kebanyakan mereka memilih Turki, Kanada, Jerman, dan AS, untuk menjadi negara tujuan.
Survei tersebut juga menanyakan kepada orang-orang tentang situasi ekonomi mereka dan apakah semakin baik atau buruk. Hasilnya, 89 persen warga Afghanistan mengatakan situasi ekonomi mereka semakin buruk sedangkan hanya satu persen yang menanggapi secara positif.
Sejak Taliban garis keras merebut kekuasaan pada tahun 2021, ratusan ribu warga Afghanistan telah melarikan diri, dengan banyak yang melihat negara yang dilanda krisis itu sebagai penjara raksasa bagi lebih dari 30 juta penduduknya.
Sebanyak 75 persen dari populasi Afghanistan ditemukan tidak dapat menemukan makanan yang cukup dan 58 persen tidak dapat menemukan tempat berlindung.
BERITA TERKAIT: