ICRC: Tim Evakuasi Gagal Mencapai Mariupol, Evakuasi Warga Terpaksa Ditunda Lagi

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Sabtu, 02 April 2022, 09:05 WIB
ICRC: Tim Evakuasi Gagal Mencapai Mariupol, Evakuasi Warga Terpaksa Ditunda Lagi
Pengungsi dari Lviv, Ukraina, tiba di markas Palang Merah di Roma/Net
rmol news logo Proses evakuasi warga sipil dari Mariupol yang sudah hampir terlaksana, terpaksa dihentikan. Tiga kendaraan yang mengangkut warga yang sudah menempuh perjalanan berkilo-kilometer jauhnya itu terpaksa berbalik arah karena situasi yang tidak memungkinkan.

Palang Merah Internasional (ICRC) mengatakan, tim yang dikirim untuk membantu mengevakuasi ribuan warga sipil dari Mariupol pada Jumat telah perintahkan untuk kembali, dan akan mencoba lagi pada Sabtu (2/4).

"Kondisi di lapangan tidak memungkinkan untuk melanjutkan perjalanan. Tim tidak berhasil mencapai Mariupol (untuk menjemput warga) atau memfasilitasi perjalanan aman warga sipil hari ini," kata ICR dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari AFP.

Tim kemudian kembali lagi ke Zaporizhzhia, lebih dari 200 kilometer jauhnya.

ICRC menyesali bahwa jaminan keamanan dari semua pihak yag telah disepakati, tidak bisa dipegang. Dalam pernyataannya ICRC menekankan penting untuk saling menghormati perjanjian jaminan keamananan agar proses evakuasi tidak tertunda.

Ini adalah penundaan untuk yang kesekian kalinya. Kondisi dan tidak terlaksananya jaminan keamanan, lagi-lagi menggagalkan proses evakuasi.

Banyak dari warga yang lelalh menunggu bantuan evakuasi sehingga mereka nekad menempuh perjalanan berbahaya untuk mencari tempat yang aman.

Diperkirakan 160.000 orang masih terperangkap di tenggara kota, dengan banyak yang dibiarkan kedinginan tanpa makanan.

Juru bicara ICRC Ewan Watson telah memperingatkan pada Jumat sebelumnya, bahwa evakuasi tidak dapat berjalan sesuai rencana jika jaminan keamanan tidka terpenuhi.

"Peran ICRC sebagai perantara netral adalah memimpin konvoi dari Mariupol ke kota lain di Ukraina," kata Watson kepada wartawan di Jenewa. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA