Insiden tersebut terjadi ketika siaran langsung program berita malam
Channel 1 pada Senin (14/3), seperti dimuat
BBC News.
Ketika itu, seorang perempuan bernama Marina Ovsyannikova, yang merupakan editor program tersebut, tiba-tiba masuk ke dalam
frame, di belakang presenter. Ia memegang sebuah poster anti-perang.
"Jangan ada perang, hentikan invasi. Jangan percaya propaganda, mereka berbohong kepada Anda di sini!" begitu tulisan poster tersebut.
Slogan-slogan anti-perang juga terdengar selama insiden tersebut, sebelum akhirnya direktur program memotongnya dan mengganti siaran dengan rekaman.
"Jangan ada perang! Hentikan perang!" seru Ovsyannikova.
Hingga berita ini disiarkan di berbagai media, Ovsyannikova diyakini sudah ditahan oleh polisi.
Di samping insiden tersebut, Ovsyannikova dilaporkan sudah merekam video berisi dirinya yang menyebut serangan Rusia ke Ukraina sebagai kejahatan. Ia juga mengatakan malu karena bekerja untuk "propaganda" Kremlin.
“Saya malu membiarkan diri saya berbohong di layar televisi. Malu bahwa saya membiarkan orang Rusia berubah menjadi zombie," ujarnya.
Lebih lanjut, ia mendorong warga Rusia untuk melakukan aksi protes terhadap invasi Moskow ke Ukraina.
Presiden Rusia Vladimir Putin memulai apa yang ia sebut sebagai operasi militer khusus ke Ukraina pada 24 Februari.
Menurut perhitungan kantor komisioner hak asasi manusia, OHCHR per 13 Maret, sebanyak 1.761 warga sipil di Ukraina telah menjadi korban serangan Rusia, dengan 636 orang meninggal dunia dan 1.125 lainnya terluka.
BERITA TERKAIT: