Perebutan itu berhasil dilakukan setelah lebih dulu diwarnai dengan serangan dari pasukan Rusia.
Kedutaan Besar Amerika Serikat di Ukraina menyebut serangan Rusia di pabrik Zaporizhzhia itu sebagai "kejahatan perang".
Sementara itu, juru bicara Pentagon John Kirby mengatakan bahwa serangan itu menunjukkan betapa cerobohnya invasi Rusia.
"Itu hanya meningkatkan tingkat potensi bencana ke tingkat yang tidak ingin dilihat siapa pun," katanya kepada
CNN.
Terkait dengan perebutan pembangkit listrik tenaga nuklir itu, ada sebuah video yang beredar online dan kemudian diverifikasi oleh
Reuters yang menunjukkan satu gedung terbakar dan serentetan peluru dilepaskan di lokasi tersebut. Tidak lama setelahnya, api tampak muncul dan menciptakan asap yang mengepul ke langit di seluruh komplek tersebut.
Sementara itu, pemerintah Ukraina telah melaporkan bahwa beberapa orang tewas dan terluka ketika Rusia menyerang dan menguasai pembangkit listrik tersebut.
Situasi di pembangkit listrik Zaporizhzhia sekarang terkendali dan tidak ada pelepasan radioaktivitas. Di lokasi tersebut, reaktor pun sedang dimatikan, sehingga situasi aman.
Reaktor itu sendiri terlindung dengan baik dan tahan terhadap api atau benturan. Tetapi secara umum, bukan berarti tidak ada kekhawatiran yang muncul.
Seorang pejabat di Energoatom, operator pembangkit nuklir negara Ukraina, mengatakan kepada
Reuters bahwa tidak ada pertempuran lebih lanjut dan tingkat radiasi normal. Namun dia mengakui bahwa pihaknya tidak lagi memiliki kontak dengan manajer pembangkit atau kontrol atas bahan nuklirnya.
Kementerian pertahanan Rusia juga mengatakan pabrik itu bekerja secara normal. Mereka menyalahkan api pada "serangan mengerikan" yang dilakukan oleh penyabot Ukraina dan mengatakan pasukannya memegang kendali.
BERITA TERKAIT: