Ketua Umum FORMAD, Amos Hutauruk, menegaskan aksi militer yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina tidak beralasan dan tidak dapat dibenarkan.
Lewat pernyataan tertulisnya yang diterima Kantor Berita Politik RMOL, Amos mengutuk keras langkah Rusia dan mendesak Rusia untuk segera menghentikan aksi militer.
"Kami mengutuk keras agresi militer Rusia yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Ukraina," ujar Amos, yang juga menyesalkan keterlibatan Belarus dalam serangan Rusia.
Sebanyak 40 orang Ukraina dilaporkan telah tewas dan puluhan korban juga menderita luka-luka, seperti dilaporkan AP. Laporan jumlah korban perang Rusia Ukraina itu disampaikan salah satu penasihat Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Oleksii Arestovich, pada Kamis (24/2).
Ukraina merupakan negara demokrasi berpenduduk 44 juta jiwa dengan rentang sejarah lebih dari 1.000 tahun, secara geografis adalah negara terbesar di Eropa setelah Rusia. Ukraina memilih untuk merdeka dari Rusia menyusul pecahnya Uni Soviet dan mengatakan ingin bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dan Uni Eropa.
Amos menyebut tindakan militer Rusia tidak dapat dibenarkan serta melanggar hukum internasional dan merusak keamanan dan stabilitas Eropa dan internasional.
Amos kembali mendesak Rusia untuk segera menghentikan aksi militer tanpa syarat serta menarik semua pasukan Rusia dan peralatan militer dari seluruh wilayah Ukraina.
"Penggunaan kekuatan dan tindakan paksa seperti itu tidak memiliki tempat di abad ke-21 ini dan perdamaian dunia harus terus diwujudkan," tegas Amos.
BERITA TERKAIT: